Astrolabe berasal dari bahasa Yunani terdiri
dari kata astro dan labio. Astro berarti bintang dan labio berarti
pengukur jarak. Sementara itu dalam istilah astronomi Islam, astrolabe
adalah perkakas kuno yang biasa digunakan untuk mengukur kedudukan benda
langit pada bola langit. Perkakas ini mula pertama dirancang oleh
Ibrahim al-Fazari pada masa khalifah Harun al-Rasyid. Di tangan para
seniman dan ahli astronomi Islam, astrolabe menjadi salah satu instrumen
astronomi Islam paling indah yang pernah dibuat. Tidak hanya keindahan
luar biasa yang mampu membuat komputer mekanis kuningan itu sangat
menarik, tetapi desain yang akurat dan semakin lama semakin rumit
membuat benda itu bagaikan GPS abad pertengahan. Astrolabe model alam
semesta yang bisa digenggam. Dengan menggunakannya untuk mengukur sudut
bintang dan matahari di atas ufuk, astrolabe bisa menunjukkan segala hal
mulai dari garis lintang tempat seseorang yang berdiri sampai tempat
bintang muncul di langit. Al-Khawarizmi dan al-Biruni mengistilahkannya
dengan Mir’at asy-Syams atau Mirror of the Sun, sedangkan Kushyar ibn
Labban mengistilahkannya dengan Mizan al-Syams.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar